Selasa, 06 November 2018

Perkembangan Hidup di Zamanku

Beberapa bulan sudah saya menggunakan kamera rilisan baru dari Fujifilm ini dan sepertinya saya harus menulis review mirrorless Fujifilm XA3 berdasarkan performa setelah saya gunakan.
Kamera ini merupakan rilisan terbaru yang melanjutkan seri sebelumnya, Fujifilm XA2. Rilis pada Agustus 2016 namun baru masuk Indonesia sekitar November 2016. Pembaharuan dari XA2 ke XA3 ini memang banyak dinanti-nanti, mengingat popularitas FujiFilm XA2 sebelumnya begitu tinggi, laris manis tanjung kimpul.
Saya memang pengikut setia seri Fujifilm seri XA sejak seri XA1 rilis. Mirrorless Fujifilm seri XA ini bagi saya kecil-kecil cabe rawit dan kamera yang ideal untuk saya. Itulah mengapa ketika seri-seri berikutnya muncul maka saya terus mengikutinya dan setia dengan seri XA, mulai dari XA1, XA 2 sampai XA3 sebagai kamera utama.

Baca Juga : Memilih Mirrorless Fujifilm

Sejatinya Fujifilm seri XA memang seri entry level, diperuntukkan bagi orang-orang yang baru belajar memotret atau ingin mencoba menggunakan mirrorless. Itulah kenapa fitur-fitur dan displaynya dibuat sederhana, supaya orang bisa dengan cepat belajar menggunakan kamera ini.

Impresi menggunakan kamera ini menyenangkan dan semoga review mirrorless Fujifilm XA3 ini bisa menjadi acuan untuk memilih kamera yang cocok untuk traveling. Berikut beberapa poin-poin review mirrorless Fujifilm XA3 yang menurut saya sangat signifikan perubahannya :
Pembaruan Sensor, 24 MP!
Sensor yang digunakan kamera Fujifilm XA3 ini masih sama menggunakan APSC, namun resolusinya ditingkatkan menjadi 24 MegaPixel. Ukuran resolusi 24 MP ini sama dengan ukuran resolusi pixel untuk Fujifilm XT2 dan XPro2, seri pro dari mirrorless Fujifilm seri X.
Ini merupakan bukti bahwa untuk kamera entry level pun FujiFilm tidak main-main. Dengan memberikan fitur yang ada di kelas tertinggi pada kamera entry level, dengan demikian pengguna Fujifilm seri XA3 bisa merasakan pengalaman menggunakan resolusi piksel yang sama dengan Fujifilm XT2 dan XPro2.
Sebelum senja
Gampangnya, dengan sensor dan resolusi baru ini gambar yang dihasilkan jauh lebih jernih dan kualitasnya jauh lebih bagus dibandingkan seri sebelumnya. Bayangkan, kamera entry level dengan sensor dan resolusi setara kamera pro.
Touchscreen
Fitur baru yang patut dicoba adalah touchscreen LCD. Pada mirrorless Fujifilm XA3 fitur tilt  LCD yang menjadi ciri khas seri XA dipertahankan namun dengan menambah fitur touchscreen pada LCD tersebut.
Fitur touchscreen pada XA3 sendiri bisa digunakan untuk mengakses menu yang ada pada LCD sampai berfungsi sebagai shutter untuk mengambil gambar.

Untuk soal pengambilan gambar, fitur touchscreen ini bermanfaat sekali terutama ketika menentukan titik fokus. Perlu diketahui bahwa titik fokus pada mirrorless XA3 ini bertambah menjadi 77 titik fokus dari 49 titik fokus pada Fujifilm XA2.
Layar sentuh yang ada pada kamera mirrorless FUjifilm XA3 memang sangat memudahkan saat mengambil gambar. Shutter bisa diset dengan menyentuh layar, pemilihan titik fokus juga bisa dilakukan dengan menyentuh layar, sangat gampang.
Film Simulation dan Kualitas JPEG 
Pada kamera ini Fujifilm menambahkan beberapa Film Simulation yang sebelumnya tidak ada di seri XA2, seperti Pro Neg Hi, Pro Neg Standard, Monochrome+Ye, Monochrome+R, dan Monochrome+G. Dengan opsi tersebut eksplorasi hasil foto bisa lebih maksimal. Seperti yang kita tahu, fitur Film Simulation adalah fitur yang menjadi ciri khas Fujifilm.
Selain menambah film simulation, Fujifilm juga meningkatkan kualitas hasil JPEG pada kamera ini. Jadi kualitas JPEG ini pun sudah bagus jika ingin langsung diunggah di media sosial atau keperluan lain.
Selain dua fitur tadi saya merasa warna-warna yang muncul di FujiFilm XA3 sudah sangat instagrammable. Dibandingkan dengan seri sebelumnya saat diunggah di instagram warna-warna yang ada di Fujifilm XA3 dengan settingan tertentu sudah bisa langsung diunggah / SOOC tanpa perlu tambahan filter-filter atau edit dengan aplikasi lainnya.

Selfie Mode
Saat rilis dengan berbagai warna body yang cantik sepertinya target market untuk kamera ini adalah perempuan. Namun selain soal warna body, ada satu fitur yang akan disukai oleh perempuan, selfie mode.
Jadi begini, selain soal tilt LCD dan touchscreen, untuk selfie Fujifilm XA3 sudah membenamkan fitur eye detection dan potrait enhancer. Secara otomatis jika LCD masuk ke selfie mode, autofokus kamera akan langsung mendeteksi dan memfokuskan pada mata, lalu potrait enchancer akan mengubah pengaturan cahaya pada wajah menjadi lebih cerah.


Dengan touchscreen LCD selfie juga lebih enak karena bisa langsung menyentuh layar sebagai shutter, tanpa perlu repot-repot memencet tombol shutter lagi.
Compactness
Satu yang saya suka dari Fujifilm XA3 adalah bentuknya yang ringkas. Sama juga halnya dengan seri XA yang saya pilih karena bentuknya yang ringkas dan enteng. Fujifilm XA3 bodynya lebih enteng daripada FujiFilm XA3, namun selain soal body, ada hal-hal yang membuat Fujifilm XA3 lebih compact.
Pertama adalah soal pengisi dayanya. Jika dulu pengisi dayanya adalah pengisi daya konvensional, di mana saya harus melepas baterai dari kamera, maka sekarang Fujifilm XA3 diganti dengan pengisi daya yang terkoneksi langsung ke kamera. Perubahan ini juga membuat saya tak perlu repot saat kehabisan daya baterai saat memotret, saya bisa menyambungkan langsung ke powerbank.

Lalu yang kedua, dari Fujifilm XA3 lebih ringan dibandingkan FujiFilm XA2. Ada sedikit perubahan bentuk yang menjadi lebih ergonomis. Lebih nyaman saat digenggam. Sementara itu hanya ada sedikit perubahan pada tombol dan menu, bagi pengguna seri XA2 pasti akan langsung bisa beradaptasi dengan kamera ini.
Electronic Shutter
Ini fitur favorit saya di kamera ini, apalagi saat ini saya sedang gandrung-gandrungnya dengan Street Photography. Dengan Electronic Shutter saya bisa memfoto dengan senyap dan cepat. Selain itu Electronic Shutter juga bisa digunakan untuk memotret malam hari atau yang membutuhkan tripod dan minim goyangan.
Secara umum Electronic Shutternya cepat dan responsif, kemampuannya mampu merekam gambar sampai batas maksimal kecepatan shutternya adalah 1/32000s. Jadi dengan demikian saya bisa merekam gambar dengan leluasa, mulai dari yang butuh speed cepat sampai lambat.
Senja tiba
Sekali lagi, fitur ini sangat memudahkan. Bagi yang ingin merasakan klasiknya shutter mekanik tinggal setting di bagian shutter setting, bisa disetting mekanik saja, atau dua-duanya.
Testimoni Setelah Penggunaan
Apa sih yang saya dapat setelah menggunakan kamera ini? Berikut beberapa highlight pribadi terkait review mirrorless Fujifilm XA3.
Pertama, selama beberapa bulan menggunakan kamera ini untuk foto-foto baik portrait, street photography, food maupun landscape memang terasa benar peningkatan performanya. Dengan daleman yang sama dengan XT2 dan XPro2 proses memotret menjadi lebih mudah dan cepat, perlu diakui hal yang paling saya suka dari kamera ini adalah peningkatan autofokus yang menjadi lebih cepat dan titik fokus yang bertambah.
Bagi saya dua hal ini yang sangat penting bagi saya. Dengan peningkatan pada dua hal tadi, saya bisa memotret lebih banyak hal dan bereksplorasi lebih dari sisi teknik, gaya dan angle foto.
Landscape – dengan lensa 16-50.
Kedua, jika suka memotret makanan, makro atau mencari bokeh, mirrorless Fujifilm XA3 dengan lensa bawaannya XC 16-50 ini cukup memadai. Karena kecenderungan memotret makanan adalah memotret dari jarak dekat, mirrorless Fujifilm XA3 memiliki kemampuan untuk tetap fokus sampai jarak 7 cm dari objek. Peningkatan fitur ini membantu sekali bagi yang hobi memotret makanan atau makro. Hal yang tidak didapatkan dari seri sebelumnya.
Moto makanan
Ketiga, karena saya suka membawa membawa kamera ini untuk traveling dan pergi ke tempat-tempat ekstrim, kamera ini bandel dan ringan. Dengan 2 atau 3 lensa saya bisa bepergian dengan membawa kamera ini tanpa perlu repot dengan beban yang terlalu berat. Daya tahan juga bandel sekali, saya sudah membawa kamera ini hujan-hujanan, jatuh, pantai, gunung, sampai saya bawa overland. Tidak ada masalah sama sekali.
Keempat, firmware baru sangat responsif, juga cocok dengan hampir semua lensa yang ada di lini lensa Fujifilm. Sampai saat ini saya sudah mencoba Fujifilm XA3 ini dengan lensa 16-50, 18-55, 10-24, 35 f2, 18 f2, 23 f1.4 dan hampir semuanya tidak ada masalah.
Saran
Kamera ini sangat pas untuk yang mencari kamera mirrorless entry level namun dengan kualitas  bagus. Bagi yang ingin mencoba fitur-fitur dan warna khas Fujifilm, kamera ini cocok untuk dipinang. Apalagi buat para food photographer, beauty blogger, kamera ini sudah mengakomodasi kebutuhan fotografi makanan, selfie, hingga portrait.
Saya juga selalu bilang bagi saya pribadi Fujifilm XA3 ini sudah memenuhi kebutuhan fotografi saya untuk traveling, untuk blog sampai untuk kebutuhan komersial. Selain itu faktor slim dan compactnya kamera ini menjadi favorit saya kenapa sebagai seorang travel blogger saya masih bertahan menggunakan seri XA dan tak beralih ke seri lainnya.
So, jika memiliki budget di bawah 10 juta, sejauh ini mirrorless keluaran Fujifilm ini bisa menjadi pilihan terbaik.

https://www.efenerr.com/2017/02/26/review-mirrorless-fujifilm-xa3/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Keunikan Kota Asalku