Kamera ini merupakan rilisan terbaru
yang melanjutkan seri sebelumnya, Fujifilm XA2. Rilis pada Agustus 2016
namun baru masuk Indonesia sekitar November 2016. Pembaharuan dari XA2
ke XA3 ini memang banyak dinanti-nanti, mengingat popularitas FujiFilm
XA2 sebelumnya begitu tinggi, laris manis tanjung kimpul.
Saya memang pengikut setia seri Fujifilm
seri XA sejak seri XA1 rilis. Mirrorless Fujifilm seri XA ini bagi saya
kecil-kecil cabe rawit dan kamera yang ideal untuk saya. Itulah mengapa
ketika seri-seri berikutnya muncul maka saya terus mengikutinya dan
setia dengan seri XA, mulai dari XA1, XA 2 sampai XA3 sebagai kamera
utama.
Baca Juga : Memilih Mirrorless Fujifilm
Sejatinya Fujifilm seri XA memang seri entry level,
diperuntukkan bagi orang-orang yang baru belajar memotret atau ingin
mencoba menggunakan mirrorless. Itulah kenapa fitur-fitur dan displaynya
dibuat sederhana, supaya orang bisa dengan cepat belajar menggunakan
kamera ini.
Impresi menggunakan kamera ini
menyenangkan dan semoga review mirrorless Fujifilm XA3 ini bisa menjadi
acuan untuk memilih kamera yang cocok untuk traveling. Berikut beberapa
poin-poin review mirrorless Fujifilm XA3 yang menurut saya sangat
signifikan perubahannya :
Pembaruan Sensor, 24 MP!
Sensor yang digunakan kamera Fujifilm
XA3 ini masih sama menggunakan APSC, namun resolusinya ditingkatkan
menjadi 24 MegaPixel. Ukuran resolusi 24 MP ini sama dengan ukuran
resolusi pixel untuk Fujifilm XT2 dan XPro2, seri pro dari mirrorless
Fujifilm seri X.
Ini merupakan bukti bahwa untuk kamera
entry level pun FujiFilm tidak main-main. Dengan memberikan fitur yang
ada di kelas tertinggi pada kamera entry level, dengan demikian pengguna
Fujifilm seri XA3 bisa merasakan pengalaman menggunakan resolusi piksel
yang sama dengan Fujifilm XT2 dan XPro2.
Gampangnya, dengan sensor dan resolusi
baru ini gambar yang dihasilkan jauh lebih jernih dan kualitasnya jauh
lebih bagus dibandingkan seri sebelumnya. Bayangkan, kamera entry level
dengan sensor dan resolusi setara kamera pro.
Touchscreen
Fitur baru yang patut dicoba adalah
touchscreen LCD. Pada mirrorless Fujifilm XA3 fitur tilt LCD yang
menjadi ciri khas seri XA dipertahankan namun dengan menambah fitur
touchscreen pada LCD tersebut.
Fitur touchscreen pada XA3 sendiri bisa
digunakan untuk mengakses menu yang ada pada LCD sampai berfungsi
sebagai shutter untuk mengambil gambar.
Untuk soal pengambilan gambar, fitur
touchscreen ini bermanfaat sekali terutama ketika menentukan titik
fokus. Perlu diketahui bahwa titik fokus pada mirrorless XA3 ini
bertambah menjadi 77 titik fokus dari 49 titik fokus pada Fujifilm XA2.
Layar sentuh yang ada pada kamera
mirrorless FUjifilm XA3 memang sangat memudahkan saat mengambil gambar.
Shutter bisa diset dengan menyentuh layar, pemilihan titik fokus juga
bisa dilakukan dengan menyentuh layar, sangat gampang.
Film Simulation dan Kualitas JPEG
Pada kamera ini Fujifilm menambahkan
beberapa Film Simulation yang sebelumnya tidak ada di seri XA2,
seperti Pro Neg Hi, Pro Neg Standard, Monochrome+Ye, Monochrome+R, dan
Monochrome+G. Dengan opsi tersebut eksplorasi hasil foto bisa lebih
maksimal. Seperti yang kita tahu, fitur Film Simulation adalah fitur
yang menjadi ciri khas Fujifilm.
Selain menambah film simulation,
Fujifilm juga meningkatkan kualitas hasil JPEG pada kamera ini. Jadi
kualitas JPEG ini pun sudah bagus jika ingin langsung diunggah di media
sosial atau keperluan lain.
Selain dua fitur tadi saya merasa warna-warna yang muncul di FujiFilm XA3 sudah sangat instagrammable.
Dibandingkan dengan seri sebelumnya saat diunggah di instagram
warna-warna yang ada di Fujifilm XA3 dengan settingan tertentu sudah
bisa langsung diunggah / SOOC tanpa perlu tambahan filter-filter atau
edit dengan aplikasi lainnya.
Selfie Mode
Saat rilis dengan berbagai warna body
yang cantik sepertinya target market untuk kamera ini adalah perempuan.
Namun selain soal warna body, ada satu fitur yang akan disukai oleh
perempuan, selfie mode.
Jadi begini, selain soal tilt LCD dan
touchscreen, untuk selfie Fujifilm XA3 sudah membenamkan fitur eye
detection dan potrait enhancer. Secara otomatis jika LCD masuk ke selfie
mode, autofokus kamera akan langsung mendeteksi dan memfokuskan pada
mata, lalu potrait enchancer akan mengubah pengaturan cahaya pada wajah
menjadi lebih cerah.
Dengan touchscreen LCD selfie juga lebih
enak karena bisa langsung menyentuh layar sebagai shutter, tanpa perlu
repot-repot memencet tombol shutter lagi.
Compactness
Satu yang saya suka dari Fujifilm XA3
adalah bentuknya yang ringkas. Sama juga halnya dengan seri XA yang saya
pilih karena bentuknya yang ringkas dan enteng. Fujifilm XA3 bodynya
lebih enteng daripada FujiFilm XA3, namun selain soal body, ada hal-hal
yang membuat Fujifilm XA3 lebih compact.
Pertama adalah soal pengisi dayanya.
Jika dulu pengisi dayanya adalah pengisi daya konvensional, di mana saya
harus melepas baterai dari kamera, maka sekarang Fujifilm XA3 diganti
dengan pengisi daya yang terkoneksi langsung ke kamera. Perubahan ini
juga membuat saya tak perlu repot saat kehabisan daya baterai saat
memotret, saya bisa menyambungkan langsung ke powerbank.
Lalu yang kedua, dari Fujifilm XA3 lebih
ringan dibandingkan FujiFilm XA2. Ada sedikit perubahan bentuk yang
menjadi lebih ergonomis. Lebih nyaman saat digenggam. Sementara itu
hanya ada sedikit perubahan pada tombol dan menu, bagi pengguna seri XA2
pasti akan langsung bisa beradaptasi dengan kamera ini.
Electronic Shutter
Ini fitur favorit saya di kamera ini,
apalagi saat ini saya sedang gandrung-gandrungnya dengan Street
Photography. Dengan Electronic Shutter saya bisa memfoto dengan senyap
dan cepat. Selain itu Electronic Shutter juga bisa digunakan untuk
memotret malam hari atau yang membutuhkan tripod dan minim goyangan.
Secara umum Electronic Shutternya cepat
dan responsif, kemampuannya mampu merekam gambar sampai batas maksimal
kecepatan shutternya adalah 1/32000s. Jadi dengan demikian saya bisa
merekam gambar dengan leluasa, mulai dari yang butuh speed cepat sampai
lambat.
Sekali lagi, fitur ini sangat
memudahkan. Bagi yang ingin merasakan klasiknya shutter mekanik tinggal
setting di bagian shutter setting, bisa disetting mekanik saja, atau
dua-duanya.
Testimoni Setelah Penggunaan
Apa sih yang saya dapat setelah
menggunakan kamera ini? Berikut beberapa highlight pribadi terkait
review mirrorless Fujifilm XA3.
Pertama, selama beberapa bulan
menggunakan kamera ini untuk foto-foto baik portrait, street
photography, food maupun landscape memang terasa benar peningkatan
performanya. Dengan daleman yang sama dengan XT2 dan XPro2
proses memotret menjadi lebih mudah dan cepat, perlu diakui hal yang
paling saya suka dari kamera ini adalah peningkatan autofokus yang
menjadi lebih cepat dan titik fokus yang bertambah.
Bagi saya dua hal ini yang sangat
penting bagi saya. Dengan peningkatan pada dua hal tadi, saya bisa
memotret lebih banyak hal dan bereksplorasi lebih dari sisi teknik, gaya
dan angle foto.
Kedua, jika suka memotret makanan, makro
atau mencari bokeh, mirrorless Fujifilm XA3 dengan lensa bawaannya XC
16-50 ini cukup memadai. Karena kecenderungan memotret makanan adalah
memotret dari jarak dekat, mirrorless Fujifilm XA3 memiliki kemampuan
untuk tetap fokus sampai jarak 7 cm dari objek. Peningkatan fitur ini
membantu sekali bagi yang hobi memotret makanan atau makro. Hal yang
tidak didapatkan dari seri sebelumnya.
Ketiga, karena saya suka membawa membawa
kamera ini untuk traveling dan pergi ke tempat-tempat ekstrim, kamera
ini bandel dan ringan. Dengan 2 atau 3 lensa saya bisa bepergian dengan
membawa kamera ini tanpa perlu repot dengan beban yang terlalu berat.
Daya tahan juga bandel sekali, saya sudah membawa kamera ini
hujan-hujanan, jatuh, pantai, gunung, sampai saya bawa overland. Tidak
ada masalah sama sekali.
Keempat, firmware baru sangat responsif,
juga cocok dengan hampir semua lensa yang ada di lini lensa Fujifilm.
Sampai saat ini saya sudah mencoba Fujifilm XA3 ini dengan lensa 16-50,
18-55, 10-24, 35 f2, 18 f2, 23 f1.4 dan hampir semuanya tidak ada
masalah.
Saran
Kamera ini sangat pas untuk yang mencari
kamera mirrorless entry level namun dengan kualitas bagus. Bagi yang
ingin mencoba fitur-fitur dan warna khas Fujifilm, kamera ini cocok
untuk dipinang. Apalagi buat para food photographer, beauty blogger,
kamera ini sudah mengakomodasi kebutuhan fotografi makanan, selfie,
hingga portrait.
Saya juga selalu bilang bagi saya
pribadi Fujifilm XA3 ini sudah memenuhi kebutuhan fotografi saya untuk
traveling, untuk blog sampai untuk kebutuhan komersial. Selain itu
faktor slim dan compactnya kamera ini menjadi favorit saya kenapa
sebagai seorang travel blogger saya masih bertahan menggunakan seri XA
dan tak beralih ke seri lainnya.
So, jika memiliki budget di bawah 10 juta, sejauh ini mirrorless keluaran Fujifilm ini bisa menjadi pilihan terbaik.
https://www.efenerr.com/2017/02/26/review-mirrorless-fujifilm-xa3/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar